PENSYARIATAN HAJI
Haji merupakan bagian dari rukun Islam. Menurut pendapat terkuat, haji itu disyariatkan setelah Fathul Makkah, pada tahun kesembilan Hijrah. Lihat pembahasan Minhah Al-‘Allam, 5:156.
Allah Ta’ala berfirman,
وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS. Ali Imron: 97).
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
بُنِىَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ ، وَالْحَجِّ ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ
“Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan mengaku Muhammad adalah utusan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji dan berpuasa di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari, no. 8 dan Muslim, no. 16).
HIKMAH PENSYARIATAN HAJI
Terdapat maslahat besar agama dan dunia.Haji adalah bentuk ibadah kepada Allah dengan menunaikan manasik. Dalam haji, ada pengorbanan harta. Dalam haji, badan itu capek karena beribadah kepada Allah. Dalam haji, ada kedermawanan. Dalam haji, tampak kaum muslimin bersatu. Dalam haji, kaum muslimin saling mengenal dan saling menolong. Dalam haji, saling menunjuki satu dan lainnya. Manfaat dalam haji disebutkan di antaranya pada firman Allah Ta’ala,
لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْبَائِسَ الْفَقِيرَ
“Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.” (QS. Al-Hajj: 28) Lihat pembahasan Minhah Al-‘Allam, 5:156-157.
Allah memerintahkan untuk mengagungkan syiar Allah sebagaimana firman-Nya,
ذَٰلِكَ وَمَن يُعَظِّمْ حُرُمَٰتِ ٱللَّهِ فَهُوَ خَيْرٌ لَّهُۥ عِندَ رَبِّهِۦ
“Demikianlah (perintah Allah). Dan barang siapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Rabbnya.” (QS. Al-Hajj: 30).
Hurumaatillah dalam ayat ini adalah mengagungkan apa-apa yang mestinya dimuliakan, yaitu mengagungkan ibadah, tanah haram, dan ihram.Begitu pula firman Allah,
ذَٰلِكَ وَمَن يُعَظِّمْ شَعَٰٓئِرَ ٱللَّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى ٱلْقُلُوبِ
“Demikianlah (perintah Allah). Dan barang siapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” (QS. Al-Hajj: 32).
Sya’airollah dalam ayat ini adalah ajaran agama yang tampak, yaitu manasik secara keseluruhan. Perintah dalam ayat ini adalah mengagungkan manasik sebagaimana tentang sa’i disebutkan,
۞ إِنَّ ٱلصَّفَا وَٱلْمَرْوَةَ مِن شَعَآئِرِ ٱللَّهِ
“Sesungguhnya Shafaa dan Marwah adalah sebahagian dari syi’ar Allah.” (QS. Al-Baqarah: 158)
10 PELAJARAN DIBALIK IBADAH HAJI
1- Belajar untuk ikhlas
2- Belajar untuk mengikuti tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
3- Belajar untuk sedekah harta, berderma, dan mengorbankan harta
4- Dalam haji saat ihram, belajar untuk meninggalkan larangan walau
5- Belajar untuk rajin berdzikir
6- Capek dalam ibadah pasti berpahala
7- Semangat meraih surga
8- Ibadah melihat dari kemampuan
9- Amalan ada yang bisa dibadalkan
10- Belajar dari ucapan talbiyah
5 SIFAT HAJI MABRUR
Haji mabrur berarti memiliki lima sifat atau tanda:haji yang ikhlas karena Allah, tidak ada riya’, tidak ada sum’ah,haji dengan menggunakan harta halal,haji yang jauh dari maksiat, dosa, bid’ah, dan penyimpangan agama,berakhlak yang baik,melakukan syiar Allah dengan penuh pengagungan dan ketundukan kepada Allah, di mana ditandai dengan ketenangan dan tidak tergesa-gesa saat berucap dan berbuat, serta melakukan haji dengan memperbanyak dzikir, takbir, tasbih, tahmid, dan istighfar.
Keutamaan haji mabrur, balasannya adalah surga. Ibnu ‘Abdil Barr menyatakan mengenai haji mabrur, yaitu haji yang bukan untuk riya’, bukan untuk sum’ah, tidak ada rofats (berbicara dengan istri yang mengandung syahwat), tidak ada kefasikan (tidak melakukan larangan saat berhaji), dan berhaji dengan harta halal.
Sumber https://rumaysho.com/38676-pelajaran-di-balik-ibadah-haji.html