Sumber foto: suaramuhammadiyah.id
Seperti yang kita ketahui saat ini, media dakwah adalah alat yang digunakan oleh para pendakwah untuk menyampaikan pesan-pesan mereka. Seiring perkembangan zaman, media dakwah tidak lagi terbatas pada mimbar, tetapi telah berkembang dengan kreativitas para pendakwah yang kini memanfaatkan akun-akun media sosial. Media sosial ini mudah diakses melalui smartphone, yang kini fungsinya tidak hanya untuk SMS dan telepon, tetapi juga untuk berbagai aplikasi lainnya.
Menghadapi dakwah di era modern adalah tantangan yang harus dihadapi umat Muslim. Dengan memanfaatkan teknologi dan beradaptasi dengan perubahan sosial, dakwah bisa tetap relevan dan efektif. Namun, penting juga untuk menjaga nilai-nilai agama dan kesucian pesan yang disampaikan. Dakwah di era modern adalah tentang menyebarkan pesan agama dengan cara yang inovatif, namun tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Islam yang diwariskan sejak zaman Nabi Muhammad SAW.
Di era modern ini, para dai dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai strategi dakwah. Banyak pendakwah yang memulai dakwah mereka melalui media sosial, karena masyarakat saat ini tidak hanya bergantung pada ulama sebagai satu-satunya sumber ilmu agama. Dengan menggunakan ponsel dan internet, orang dapat dengan mudah menemukan berbagai topik keagamaan. Sebagai umat Muslim, kita harus terus menyebarkan kebaikan, sebagaimana yang disampaikan dalam hadist dan ayat Al-Qur’an:
Dari Abdillah ibn Amr ibn Ash RA berkata, “Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW bersabda, ‘Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat. Berkisahlah tentang Bani Israel dan tidak apa-apa. Barangsiapa berdusta atas namaku, maka bersiaplah mendapatkan kursinya dari api neraka.'” (HR Bukhari). Adapun firman Allah dalam Surah Al-Imran ayat 104 yang berbunyi:
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُون
Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (Ali – Imran: 104). Maka dari itu, ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa kita sebagai umat muslim harus saling menyeru kebaikan dan mencegah kemunkaran.
Kualitas da’i yang kompeten di era modern saat ini merupakan suatu keberhasilan dakwah. Para da’i harus memiliki komitmen terhadap tauhid (mengesakan Tuhan), istiqamah, dan jujur. Mereka juga perlu memiliki pandangan yang jernih dan berwawasan keislaman yang mendalam, serta kemampuan untuk menggabungkan dakwah lisan dengan tindakan nyata. Keselarasan antara kata dan perbuatan sangat penting, di atas segala pemahaman dan sekte. Selain itu, para da’i harus berpikir strategis, memiliki kemampuan analisis interdisipliner, dan dapat berkomunikasi sesuai dengan kemampuan masyarakat.
Selain itu, para da’i harus memiliki kreativitas dalam memulai dakwah di media sosial, sehingga dakwah dapat dengan cepat menyebar di kalangan pengguna media sosial. Mereka juga harus memberikan contoh tindakan nyata sebagai bentuk pengembangan dakwah yang sejati. Untuk mencapai keberhasilan, pesan-pesan dakwah harus diubah menjadi kenyataan melalui retorika yang efektif.
Dengan kemajuan teknologi di media sosial, dakwah kini harus mampu menyebarkan pesan-pesan Islam kepada berbagai lapisan masyarakat melalui internet. Pembaruan strategi dakwah ini tidak dimaksudkan untuk menentang perubahan, melainkan untuk mendorong peningkatan kualitas moral masyarakat.
Di kalangan masyarakat saat ini, pendakwah tidak hanya bisa ditemui diatas mimbar saja, akan tetapi kita dapat menemuinya dengan cara mengakses berbagai platform online, seperti website, blog, kanal YouTube, TikTok maupun Instagram. Selain melalui media online, dakwah di era modern juga bisa dilakukan lewat aplikasi mobile. Aplikasi seperti Al-Quran digital, hadis, dan tafsir menyediakan akses yang praktis dan mudah untuk mempelajari Islam. Aplikasi ini juga menawarkan fitur seperti pengingat waktu shalat, motivasi harian, dan lainnya yang membantu umat Muslim dalam beribadah.
Tak hanya itu, penggunaan teknologi seperti video pendek, podcast, dan meme bisa menjadi strategi efektif untuk menarik perhatian generasi muda dan menyampaikan pesan agama dengan cara yang menyenangkan dan mudah diingat. Walaupun teknologi sangat bermanfaat untuk dakwah di era modern, penting untuk tetap mempertimbangkan konteks sosial dan budaya. Pesan dakwah harus disampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan relevan dengan kehidupan sehari-hari umat Muslim. Interaksi langsung melalui ceramah, pengajian, dan diskusi agama di masjid serta lembaga keagamaan tetap penting. Dakwah di era modern juga harus mampu menjangkau berbagai kalangan, terutama generasi muda. Pemuda adalah penerus umat Muslim, jadi penting untuk menyampaikan pesan agama dengan cara yang menarik dan sesuai minat mereka.